Sabtu, 13 April 2013

Awal Suara Bisu

Sibisu yang hendak bersuara. sebisa mungkin untuk bersuara. apapun cara yang ia lakukan. mungkin menurut kebanyakan orang hal itu akan mustahil. tapi si bisu yang satu ini pantang menyerah agar apa yang ia suarakan dapat di dengar oleh orang banyak. sibisu mengerti dan menyadari, bisu bukan berarti Tuhan meberi keterbatasan kepada dia untuk bersuara. mungkin tuhan mencegahnya karna si bisu agar tidak bersuara besar seperti kebanyakan orang lain yang tidak bisu. mungkin jika si bisu ini jika bersuara akan lebih lantang menyuarakan apa yang yang seharusnya suara itu tersampaikan. tapi si bisu tetaplah si bisu. suara lantangnya mungkin akan berat  untuk di terima. si bisu yang satu ini terlahir dari golongan keluarga yang bisa di bilang hidup dalam kekurangan. ayah si bisu hanyalah buruh pabrik. dan ibunya yang sambil berjualan di rumahnya yang kecil yang di tinggali oleh keluarga dengan jumlah 5 orang tersebut. dan tinggal apa adanya. si bisu mungkin merasa iri jika di banding dengan sodara-sodari kandungnya yang terlahir tidak bisu. kaka laki-laki dari sibisu ini yang menjadi anak pertama dari keluarga ini adalah sosok yang menjadi contoh dari sibisu. dan kaka perempuan yang anak ke dua dari keluarga sibisu yang menjadi pengayom dan tempat mengadu dari ketiadak sempurnaan yang dimiliki si bisu. si bisu merasa cukup bahagia di masa kecilnya.. meski hidup dengan keterbatasan yang ada. si bisu merasa kasih sayang yang sepesial dari sosok seorang ibu dan kakak-kakaknya yang sangat menyayangi dan sangat melindungi si bisu.seperti banyak perjalanan hidup orang-orang besar yang banyak di ceritakan dalam buku biografinya. meski kita tahu bahwa hidup orang-orang besar yang ada di dunia ini tidaklah di jalaninya dengan mudah hingga menjadi orang besar yang sangat berarti. baik untuk keluarganyam negara atau bangsanya tapi untuk dunia ini yang membawa kemaslahatan bagi orang-orang banyak.awal penderitaan di masa si bisu yang banyak memiliki kekurangan dalam dirinya ini, yakni pada saat bersosialisasi. dalam pergaulan di lingkungan tempat tinggal si bisu. dengan cibiran dari teman sebaya si bisu. yang selalu tampa henti memperikan umpatan pedas pada anak polos yang belum bisa befikir banyak. yang masih mengandalkan sisi emosional dalam bersikap. si bisu hanya bisa menangis menerima umpatan yang di ucapkan teman sebayanya. yang sama-sama masih pada belum menggunakan fikirannya dalam bertindak dan berbicara. setelah mendapatkan umpatan pedas yang di ucapkan temannya. si bisu pun hanya bisa menangis dam pulang ke rumah agar bisa merasakan hangatan keluarga yang bisa menerima kondisi si bisu. tampa sepengetahuan si bisu bahwa kakak pertamanya selalu memperhatikan pergaulan si bisu dari sejak kecil hingga kakaknya harus pergi dari kediaman tersebut karna harus mengenyam pendidikan di kota bandung bersama saudara laki-laki ayahnya yang seorang anggota TNI AD..